Digantikan Guru Besar ITB Brian Yuliarto, Eks Mendikti Saintek Satryo Pernah Disorot usai Terlibat Kontroversi dengan Pegawai ASN

- Jumat, 21 Februari 2025 | 10:14 WIB
Potret Eks Mendikti Saintek, Satryo Brodjonegoro.  ((Dok. Kemdikti Saintek RI))
Potret Eks Mendikti Saintek, Satryo Brodjonegoro. ((Dok. Kemdikti Saintek RI))

Arahpublik.com - Sedang hangat diperbincangkan publik Tanah Air terkait Presiden Prabowo Subianto yang melakukan pergantian menteri Kabinet atau reshuffle, pada Rabu (19/2/2025).

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro adalah menteri pertama yang terkena reshuffle ini.

Eks Mendikti Saintek itu digantikan oleh Brian Yuliarto yang juga dikenal sebagai Guru Besar ITB.

Baca Juga: Sorotan Khusus: Pelantikan Bobby Nasution Jadi Pemimpin Baru Sumut Sekaligus Pecahkan Rekor Gubernur Termuda di Indonesia

Hal itu berdasarkan Keppres nomor XXVIP tahun 2025 tentang pemberhentian dan pengangkatan menteri negara Kabinet Merah Putih periode tahun 2024-2029.

"Saya bersumpah akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi darmabakti kepada bangsa dan negara," begitu sumpah Brian sebagai Mendikti Saintek RI yang baru menggantikan Satryo Brodjonegoro di Istana Negara, Jakarta, Rabu (19/2/2025).

Berkaca dari hal itu, terdapat kilas balik perjalanan Eks Mendikti Saintek Satryo yang pernah menjadi buah bibir masyarakat Tanah Air. Berikut di antaranya.

Baca Juga: 9 Poin Tuntutan Aksi Puncak ‘Indonesia Gelap’ di Jakarta di Tengah Momen Pelantikan Kepala Daerah Terpilih Pilkada 2024

Janji Cetak Generasi Muda yang Berjiwa Kritis

Mengintip perjalanan selama menjadi Mendikti Saintek sejak Oktober 2024 hingga Februari 2025, Satryo pernah melempar pernyataan menarik di hadapan publik Tanah Air.

Satryo pernah berjanji untuk mencetak generasi muda Tanah Air memiliki jiwa yang kritis dalam berpikir.

Baca Juga: Telisik Satryo Brodjonegoro yang Kena Reshuffle Prabowo, Eks Mendikti Saintek Pernah Diamuk Ratusan Pegawai ASN

Eks Mendikti Saintek itu menilai, berpikir kritis (critical thinking) perlu dimiliki generasi muda untuk dapat bertahan di masa mendatang.

"Kita harus mentransformasikan metodologi pendidikan kita, dan harus membuat anak-anak kita semua punya critical thinking," ujar Satryo usai serah terima jabatan di Gedung A Kemdikbud, Jakarta, pada 21 Oktober 2024 lalu.

"Kalau tidak, kita tidak bisa survive di masa depan," lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X