BRI Optimis Tumbuh Berkelanjutan Ditilik dari Kinerja Fundamental yang Masih Sangat Solid

- Selasa, 4 Februari 2025 | 21:40 WIB
Potret Direktur Utama BRI, Sunarso. ((Dok. BRI))
Potret Direktur Utama BRI, Sunarso. ((Dok. BRI))

Arahpublik.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menunjukkan konsistensi dalam menjaga kinerja fundamental yang solid.

Pasalnya, meski dihadapkan berbagai tantangan ekonomi, BRI mampu mempertahankan profitabilitas sekaligus berperan aktif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Direktur Utama BRI, Sunarso, menuturkan bahwa capaian positif tersebut mencerminkan daya tahan BRI yang kuat dalam menghadapi tantangan eksternal maupun internal.

Baca Juga: Kementerian BUMN Gelar Pelatihan UMKM Naik Kelas, Dukung Visi Presiden Prabowo Subianto untuk Ekonomi Mandiri dan Berkelanjutan

Selain itu, kata Sunarso, BRI mampu membuktikan bahwa perusahaan mampu tumbuh secara berkelanjutan.

“Jadi saya ingin tegaskan bahwa fundamental BRI itu masih sangat baik dan sangat solid,” ucapnya dalam episode “BBRI Pilar Utama Perbankan Nasional: Peluang Besar di 2025” di kanal YouTube Hermanto Tanoko Sunarso dalam riolis BRI, Selasa (4/2/2025).

“Faktanya adalah dalam situasi yang tidak mudah, kita itu masih berusaha untuk mempertahankan bahwa profitabilitas kita, laba kita sama dengan tahun lalu,” sambungnya.

Baca Juga: Presiden Prabowo Sidak Dapur Umum Makan Bergizi Gratis di Rawamangun

Selanjutnya, Sunarso pun menyoroti aspek terpenting dalam menjaga keberlanjutan operasional bank adalah kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR).

Haln itu lantaran, CAR alias rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) BRI yang tinggi kian menunjukkan fondasi yang kuat untuk ekspansi bisnis dan mitigasi risiko.

Adapun, CAR BRI tercatat lebih dari 26 persen, jauh di atas threshold Basel III.

Baca Juga: Chief Economist ADB Soroti Pentingnya Digitalisasi UMKM di BRI Microfinance Outlook 2025: Dukung Inisiatif Pemberdayaan BRI

Padahal, kata Sunarso, untuk menutupi segala risiko sesuai ketentuan, sebenarnya BRI hanya membutuhkan CAR sebesar 17,5 persen.

“Dengan CAR 26 persen, itu berarti kami memiliki ruang lebih dari 7 persen untuk penggunaan modal,” kata SUnarso.

“Ini menunjukkan bahwa selama lima tahun ke depan, berapa pun laba yang dihasilkan, BRI tidak perlu menahan laba untuk memperkuat modal dan berapapun laba BRI memang harus dibagi,” lanjutnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Sumber: Rilis BRI

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X