Ramalan Bank Indonesia Soal Pertumbuhan Ekonomi RI di 2025

- Sabtu, 30 November 2024 | 19:28 WIB
Potret Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Kantor Pusat BI Jakarta, Jumat (29/11/2024) malam. (Foto: Dok. BI)
Potret Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Kantor Pusat BI Jakarta, Jumat (29/11/2024) malam. (Foto: Dok. BI)

Arahpublik.com – Bank Indonesia atau BI memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 tetap kuat di tengah tantangan global yang meningkat.

Hal itu diungkap Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Kantor Pusat BI Jakarta, Jumat (29/11/2024) malam.

Perry menyampaikan, optimisme Bank Indonesia bahwa perekonomian Indonesia ke depan akan semakin baik, namun dengan tetap mewaspadai sejumlah tantangan global.

Baca Juga: Prabowo Sebut Indonesia Sangat Disegani Dunia: Bukan Saya yang Dihormati!

Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2025 pada kisaran 4,8-5,6 persen.

Tentunya, akan terus meningkat menjadi 4,9-5,7 persen pada 2026 dengan dukungan konsumsi swasta, investasi, dan kinerja ekspor yang cukup baik.

Perry mengatakan, inflasi akan tetap terkendali dalam rentang sasaran 2,5±1 pesen pada 2025 dan 2026.

Baca Juga: Sambut HUT ke-129, BRI Gandeng Kuy Media Group Sukses Gelar BRI Mini Soccer Media Clash yang Diikuti Deretan Selebriti

Hal tersebut kata dia, didukung konsistensi kebijakan moneter, kebijakan fiskal, dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

“Stabilitas eksternal dan sistem keuangan tetap terjaga, disertai digitalisasi yang terus berkembang pesat,” ucap Perry.

Pada kesempatan tersebut, Perry juga mengungkapkan lima tantangan global yang perlu terus dicermati dan diantisipasi ke depannya.

Baca Juga: Rustini Murtadho Ajak Kaum Perempuan Perangi Judi Online dan Pinjol

Pertama, perlambatan dan divergensi pertumbuhan ekonomi global. Kedua, penurunan inflasi dunia yang lambat.

Ketiga, suku bunga negara maju yang masih akan bertahan tinggi. Keempat, kuatnya mata uang dolar AS.

Terakhir, kata Perry, pelarian modal dari emerging markets ke negara maju.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Sumber: Bank Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X