Kala Presiden Prabowo Tegaskan Netralitas Indonesia: Seribu Teman Terlalu Sedikit, Satu Musuh Terlalu Banyak!

- Sabtu, 12 April 2025 | 14:39 WIB
Presiden Prabowo Subianto saat jadi pembicara dalam sesi Antalya Diplomacy Talk (ADF) Talk 2025 di Antalya, Turkiye, Jumat (11/4/2025).  (Tim Media Prabowo)
Presiden Prabowo Subianto saat jadi pembicara dalam sesi Antalya Diplomacy Talk (ADF) Talk 2025 di Antalya, Turkiye, Jumat (11/4/2025). (Tim Media Prabowo)

Arahpublik.com - Presiden Prabowo Subianto memaparkan filosofi politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif, netral, dan mengedepankan hubungan damai dengan semua pihak.

Filosofi itu diungkap Presiden Prabowo saat menjadi pembicara dalam Antalya Diplomacy Forum (ADF) Talk 2025 di Nest Convention Center, Antalya, Turkiye, Jumat (11/4/2025).

Presiden Prabowo menyebut, bahwa prinsip ini telah menjadi tradisi sejak Indonesia bersama India, Mesir, dan Yugoslavia mendirikan Gerakan Non-Blok.

Baca Juga: Presiden Prabowo dan Erdoğan Saksikan Penandatanganan Sejumlah MoU Strategis Indonesia-Turkiye di Ankara

“Rakyat kami tidak ingin dilibatkan dalam aliansi atau blok manapun, khususnya blok militer. Kami netral,” ujar Presiden Prabowo di hadapan peserta forum ADF Talk 2025.

Presiden Prabowo juga menekankan bahwa prinsip netralitas ini sejalan dengan filosofi kuno yang menjadi warisan peradaban Asia.

Prinsip tersebut bahkan telah dipegang penuh oleh Presiden Prabowo sejak awal masa kampanye.

Momen Presiden Prabowo Subianto jadi pembicara dalam sesi ADF Talk 2025 di Antalya, Turkiye, Jumat (11/4/2025). (Tim Media Prabowo)

“Seribu teman terlalu sedikit. Satu musuh terlalu banyak. Kalimat ini sangat sederhana tapi sulit untuk diwujudkan,” kata Presiden Presiden.

Filosofi ini, menurutnya, juga menjadi fondasi suksesnya perdamaian di kawasan Asia Tenggara melalui pembentukan ASEAN.

Kepala Negara menyebut bahwa meski ada perbedaan, ASEAN memilih berdialog daripada bertikai.

Baca Juga: Lisa Mariana Klaim Perselingkuhannya dengan Ridwan Kamil Diketahui Atalia Praratya Sejak 2021, Begini Kronologinya!

“Kita memiliki perbedaan, tapi kita cenderung menggunakan diplomasi,” tutur Presiden Prabowo.

“Kita cenderung bicara, bicara, dan bicara. Dan terkadang bicara itu membosankan, tapi lebih baik bicara daripada bertikai,” sambungnya.

Baca Juga: Lisa Mariana Ngaku Dapat Tekanan dari Ridwan Kamil dan Atalia Praratya: Paksa Saya Hanya Berhalusinasi!

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: M. Rain Daling

Sumber: Presidenri.go.id

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X